Jakarta - Kepolisian Negara Republik Indonesia
akan melakukan tes "deoxyribonucleic acid" atau DNA untuk mengetahui
identitas asli terduga teroris yang tewas sitembak saat penyergapan pada
malam tahun baru 2014 karena banyak di antaranya memakai identitas
palsu. Brigjen Boy mengatakan pihaknya sedang mengupayakan untuk mengidentifikasi identitas asli keenam terduga teroris yang tewas dalam baku tembak tersebut.
"Sedang diupayakan untuk memastikan jati diri, khususnya namanya, kami tidak jamin nama tidak berubah, tetapi dari hasil pengembangan mereka yang tertangkap memang sudah ada dalam pengembangan," katanya.
Dia menyebutkan keenam teroris di antaranya, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi dan Edo alias Amrin.
"Itu nama hari-hari mereka dan didapatkan berdasarkan wawancara terhadap temannya, Anton alias Septi," katanya.
Anton alias Septi merupakan salah satu anggota kelompok teroris tersebut, yakni kelompok Abu Roban atau Badri yang sebelumnya ditangkap di warung internet di depan Jalan Alternatif Kemranjen, Banyumas arah Purwokerto, Jawa Tengah pada Selasa (31/12) pukul 14.00 WIB.
Dari keterangan Anton, polisi mendapatkan informasi, sehingga dilakukan penggerebekan yang berujung pada baku tembak di rumah kontrakan di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan mulai pukul 19.00-03.30 WIB.
"Saat ini keenam terduga teroris yang tewas dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk dilakukan identifikasi," kata Boy.
Dari penggerebekan di rumah berukuran 3x8 meter tersebut didapat sejumlah barang bukti, di antaranya secarik kertas tentang tata cara merangkai bom rakitan dan target peledakan di sejumlah vihara rangkaian elektronik, solder, bahan kimia (solder,urea, florat, "black powder), buku, enam rangkaian bom pipa yang terdiri atas tiga bom pipa besi dan tiga bom pipa paralon, lima buah, golok sepanjang 50 cm, enam senjata api yang terdiri atas lima pistol rakitan, satu revolver kaliber 38 dengan nomor seri yang dihapus dan 34 peluru berukuran 9 milimeter.
Selain itu, ada sejumlah uang dengan perkiraan sementara sekitar Rp200 juta yang dibagi dalam pecahan Rp50.000 dan Rp100.000. Aparat kepolisian juga menemukan tiga tas pribadi, berupa tas pinggang dan ransel, berisi sekitar Rp10 juta hingga Rp20 juta.
Tujuh terduga teroris tersebut juga, lanjut Boy, diketahui tergabung dengan kelompok Abu Roban atau Badri yang juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap anggota polisi, yakni Bripda Maulana dan Aipda Kus Hendratma saat menjalankan tugasnya di Jalan Graha Raya Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (16/8) sekitar pukul 21.30 WIB.
Selain itu, lanjut dia, terduga teroris juga terlibat dalam aksi perampokan toko emas di Tambira dan perampokan Bank BRI di Tangerang. (ant/red)