JAKARTA - Kebijakan pemerintah Australia yang 
mengusir kembali para imigran gelap dari wilayah perairan Australia ke 
wilayah perairan Indonesia sangat disesalkan .
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus (TB) Hasanuddin memastikan, tindakan
 tersebut sama saja dengan telah melanggar HAM dan konvensi 
internasional tentang perlindungan terhadap imigran.
Diberitakan, sikap Australia ini dipicu atas kedatangan para imigran 
gelap asal Timur Tengah yang bisa memicu hubungan antara Indonesia dan 
Australia memanas. Sikap terakhir Australia, 
mengirimkan balik para 
imigran tersebut yang sudah memasuki wilayahnya ke Indonesia.
Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan Nasional Kementerian Koordinasi 
Politik, Hukum, dan Keamanan Bambang Suparno mengungkap, para imigran 
gelap ini ada yang terdampar di Kawasan Pantai Selatan.
Dikutip dari Kompas. com, Musharaf Hossen, imigran asal Banglades 
saat ditemui di Kota Tasikmalaya mengatakan sekoci yang mereka tumpangi 
adalah milik polisi Australia. Para imigran, katanya, dipaksa masuk 
sekoci tersebut untuk meninggalkan perairan Australia dan kembali ke 
Indonesia.
"Kalau sekoci disediakan polisi sana (Australia), saat kami berada di
 kapal besar Australia. Kami disuruh masuk sekoci setelah pemeriksaan 
dokumen dalam kapal oleh mereka," jelas M Musharaf Hossen
Tubagus Hasanuddin menegaskan kembali, peristiwa ini dapat 
menimbulkan ketegangan bahkan konflik politik dan tidak mustahil menjadi
 konflik militer antara Australia dengan Indonesia.
Bila Australia, lanjutnya, terus-terusan melakukan provokasi dengan mengembalikan para imigran tersebut.
"Indonesia bukan negara asal imigran . Seharusnya Australia mencari 
solusi yang lebih konprehensif, melakukan kordinasi dengan negara-negara
 yang dilintasi ( Indonesia , Singapura , Malayasia dan lainnya ), 
dengan negara asal ( Irak, Afgan, Pakistan dan lainnya ), juga dengan 
UNHCR di PBB," TB Hasanuddin mengungkapkan.
Dikatakan, pada tahun 1975 hingga tahuna 80- an Indonesia punya 
pengalaman pernah menerima ratusan ribu imigran gelap dari Vietnam dan 
semuanya dapat diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan ketegangan di 
kawasan ini .
Dari kasus terakhir atas sikap Australia ini, sambung TB Hasanuddin, 
maka dengan mengembalikan imigran yang sudah kesakitan dan kelaparan 
tersebut, dapat dianggap sebagai pembunuhan masal yang sangat memalukan 
dan tak beradab.
"Bayangkan, sekarang ini lebih dari 60 ribu imigran diperkirakan 
sedang dalam persiapan di sekitar Malayasia akan menuju Australia, dan 
kalau mereka berangkat sekaligus barangkali, cara- cara yang diambil 
oleh Australia hanya akan menambah persoalan semakin rumit dan bisa saja
 akan terjadi kematian masal dilaut," pungkas Tubagus Hasanuddin.(trb)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
