MEDIA ONLINE JAWA BARAT

LANI TV ONLINE

FNB : Kericuhan Saat Aksi Nelayan, Yakin Ada Pihak Ketiga.

On 6:46:00 PM with No comments



Indramayu - Sebagaimana ramai diberitakan oleh media, aksi nelayan Indramayu yang tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB) di TTU Pertamina Balongan Indramayu pada Senin, 17 Februari 2014, yang mengakibatkan bentrok antar anggota aksi dengan aparat kepolisian, dimana dalam insiden tersebut sedikitnya 13 anggota aksi, dan 3 anggota polisi alami luka-luka.

Dalam insiden tersebut diyakini adanya pihak ketiga (penyusup) yang menjadi provokator atau pemicu terjadinya insiden tersebut, karena sebelumnya telah sepakat bahwa mereka (FNB_.red) akan melakukan aksi atas tuntutannya dengan jalan damai yakni dengan menduduki (berdiam) di TTU Pertamina Balongan Indramayu, hingga tuntutan mereka dipenuhi oleh sang pembuat kebijakan (Pemerintah Pusat). Hal tersbut di ungkapkan oleh Kajidin Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT) Indramayu dalam keterangan pers-nya di aula Rumah Aspirasi Ono Surono (RAOS), pada Selasa 18/2 lalu.
“entah bagaimana kejadiannya tiba-tiba kericuhan itu terjadi, padahal semula sudah sepakat aksi berjalan damai, kejadian ini baru kita alami karena setiap aksi nelayan pasti berjalan damai, dan saya yakin ini ada pihak ketiga yang sengaja memprovokasi massa Nelayan”.Ungkapnya.
Ditempat yang sama, Ono Surono dari Front Nelayan Bersatu (FNB) menuturkan, awal puncak insiden terjadi saat dirinya sedang melakukan negosiasi dengan kapolres Wahyu Bintono, agar massa di izinkan maju lebih dekat menempati titik unjukrasa, namun tiba-tiba ada lemparan air mineral dan makanan hingga saling lempar batu dan kericuhan besar pun terjadi.
“saat itu saya, sedang melakukan negosiasi dengan Kapolres agar kami diizinkan masuk ke titik unjukrasa namun tiba-tiba ada lemparan air mineral sehingga kericuhan besar pun terjadi”tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, 13 massa aksi dari FNB digiring ke mapolres Indramayu guna mengikuti pemeriksaan pihak kepolisian selama 1x24 jam, terhitung sejak Senin 17/2 pukul 12.30 wib dan pada Selasa 18/2 pukul 12.30 wib, ke-13 nya termasuk Ono Surono dan Kajidin keluar dari ruang unit pemeriksaan Reskrim Indramayu.
Pantauan dilapangan, selain pihak keluarga nampak beberapa aktifis nelayan dan buruh di depan Satreskrim menunggu dan menyambut mereka keluar dari ruangan. Selain itu nampak juga dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung dan kuasa hukum dari DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Jawa Barat.
Setelahnya keluar, usai menjalani pemeriksaan di unit satreskrim Polres Indramayu selama 1x24 jam, Ono Surono bersama Kajidin yang didampingi Apriyanto perwakilan HNSI Jawa Barat menggelar konfrensi pers di Kediaman Ono Surono, bertempat di Aula Rumah Aspirasi Ono Surono (Raos) Indramayu.
Ono Surono menyampaikan, bersama rekan-rekan lainnya akan terus melakukan perjuangan untuk menuntut pemerintah atau yang berkepentingan didalamnya perihal rencana pencabutan BBM bersubsidi di tingkat nelayan dengan cara yang berbeda, dinilainya hal ini apabila pemerintah tetap melakukan pencabutan BBM Subsidi untuk nelayan, maka akan banyak nelayan menganggur karena banyak pemilik kapal yang bangkrut akibat tidak mampu membiayai oprasional yang juga bisa menurunkan pendapatan nelayan sebesar 22 persen akibat adanya kenaikan di tingkat BBM hingga mencapai 140 persen tersebut.
“kami akan terus menuntut pemerintah untuk membatalkan pencabutan BBM bagi nelayan, baik melalui pertemuan langsung dengan pihak terkait, maupun dengan cara unjukrasa nelayan secara damai dengan cara yang berbeda, guna menghindari terulangnya insiden seperti kemarin”.tutup Ono Surono.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »