Kabid Humas Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo menuturkan, peristiwa kejam
tersebut terjadi tepatnya pada hari Kamis (6/2). Namun baru diketahui
pada Jumat (7/2) setelah lima nelayan selamat berhasil berenang hingga
ke pos keamanan perbatasan Indoensia yang dijaga oleh Marinir TNI.
"Kejadiannya
hari Kamis, Jumat mereka ditemukan sampai di pos Marinir. Dari sepuluh,
hilang lima dan diduga tenggelam saat dipaksa berenang," ujar Sulistyo
saat dihubungi , Minggu (9/2).
Menurut dia, sampai saat ini kepolisian masih melakukan penyisiran terhadap lima nelayan yang hilang di laut lepas tersebut.
Berikut identitas nelayan yang hilang akibat tindakan biadab tentara PNG:
1. Alex Coa
2. Ferdinand Coa
3. Raobi Rahael
4. Jony Kaize
5. Zulfikar Saleh
Diberitakan Merdeka.com, Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengecam aksi
biadab yang dilakukan oleh tentara Papua Nugini (PNG) terhadap nelayan
Merauke yang sedang mencari ikan di wilayah perbatasan antar kedua
negara. Para tentara itu membakar kapal nelayan berjenis speedboat dan
memaksa sepuluh awak kapal berenang di laut lepas untuk kembali ke
wilayah daratan Indonesia.
Politikus yang biasa dipanggil Nuning
ini menilai bahwa perbuatan yang dilakukan tentara PNG sudah
sewenang-wenang. Dia pun meminta agar pemerintah RI meminta
pertanggungjawaban kepada pemerintah PNG.
"Tentu saja kita
sepantasnya meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah PNG. Setidaknya
meminta keterangan resmi terkait hal itu," ujar Nuning kepada
merdeka.com, Minggu (9/2).
Dia mengakui jika wilayah perairan
antar negara memang selalu sensitif jika satu sama lain ada yang
melanggar batas wilayah. Namun, kata dia, hal tersebut bisa dibicarakan
dengan diplomasi sesuai dengan hukum yang berlaku. Dia juga berharap
agar kejadian ini tidak kembali terulang dan antar kedua negara bisa
saling menghormati.
"Meski ini nelayan kita ya bisa dikatakan
melanggar wilayah perairan tapi penanganan kejam itu jangan terjadi.
Masalah kedaulatan memang sensitif, tetapi harus terjaga hubungan saling
menghormati antar negara," tegas Ketua DPP Hanura ini. (mdk)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)