DEBIT air Sungai Cimanuk mengalami peningkatan hingga lebih dari 790
kubik per detik, Jumat (7/2). Kondisi itu membuat sungai Cimanuk
mengalami peningkatan status menjadi siaga 1.
Warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai itu diimbau untuk waspada.
Terlebih warga yang tinggal di sekitar area tanggul Cimanuk yang
terancam jebol, seperti warga yang tinggal di Blok Cilengkong Desa
Pilangsari dan Blok Masjid Desa Jatibarang.
Imbauan dari pihak terkait agar warga yang tinggal di daerah yang
dilalui sungai Cimanuk waspada, disiasati dengan memantau ketinggian air
dan melakukan berbagai langkah antisipasi darurat.
Warga mengaku lelah menyuarakan harapan agar titik-titik tanggul yang
kritis dan terancam jebol untuk segera diperbaiki. Bertahun-tahun
keinginan itu belum juga diwujudkan oleh instansi yang memiliki
kewenangan untuk memperbaikinya.
“Air sungai Cimanuk sudah menembus tembok penahan tanggul dan bahkan
sudah menggenangi badan jalan sepanjang 15 meter. Itu hanya beberapa
sentimeter saja dari tumpukan karung yang berisi pasir sebagai tanggul
sementara, dan hanya berjarak 3 meter dari rumah penduduk,” tutur Kuwu
Pilangsari, H Nano.
Tingginya debit air dan derasnya arus sungai Cimanuk juga berdampak pada
terus tergerusnya tanggul. Sejumlah titik longsoran tanggul Cimanuk
terus mengancam warga. Tembok penahan tanah tak lagi bisa diharapkan
untuk menjadi penahan.
Ancaman jebolnya tanggul Cimanuk terus mengancam pemukiman padat
penduduk. Pasalnya lokasi tanggul dan pemukiman warga hanya berjarak
beberapa meter saja. Warga bergotong royong memasang lebih dari 1.500
karung berisi tanah dan pasir sebagai penahan. Warga juga memasang
karung di sepanjang tanggul sebagai barikade kedua penahan bila tanggul
utama jebol.
Sementara di Desa Jatibarang, karung-karung yang dipasang sebagai
penahan turut amblas terseret derasnya arus sungai. Warga juga dibuat
cemas dengan retakan yang terus terjadi pada tembok penahan tanggul yang
kian merenggang.
“Harusnya pihak terkait jangan sampai menunggu tanggul jebol.
Keselamatan warga jauh lebih berharga dari segalanya,” tandas Kuwu
Jatibarang, H Nartawan. (rcc)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)