INDRAMAYU -- Hasil tangkapan rajungan nelayan Indramayu, Jawa Barat,
melimpah setelah cuaca di laut Jawa mulai stabil. "Hasil tangkapan
rajungan cukup melimpah, sebelumnya para nelayan berhenti melaut karena
cuaca buruk," kata Rohiman, salah seorang nelayan Indramayu, Jum'at. Ia
menambahkan, saat musim tangkap rajungan nelayan bisa membawa sekitar
300 kilogram rajungan, harganya bisa mencapai Rp40 ribu per kilogram.
Menurut dia, panen rajungan menguntungkan
nelayan Indramayu karena hasil
tangkapan mereka mudah dipasarkan, karena permintaan ekspor cukup
tinggi.
Sementara itu sejumlah nelayan di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggunakan jaring
bubu untuk menangkap rajungan. Menurut Rohiman, salah seorang nelayan
Cirebon kepada wartawan, mengatakan, alat tangkap rajungan nelayan
Pantura Cirebon menggunakan jaring bubu atau nama lain dengan sebutan
bubu lipat, Jaring Wuwu, Jaring Wadong, Jaring pintur. Jaring bubu, kata
dia, ramah lingkungan dengan menggunakan umpan ikan petek biasanya
rajungan masuk perangkap tersebut. Sementara itu Dudi Suheri pengusaha
daging rajungan menuturkan, alat tangkap dengan menggunakan jaring bubu
yang dipasang umpan yakni ikan petek pada pengait umpan saat ditebar ke
laut yang merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Jaring bubu
umumnya digunakan untuk menangkap rajungan, katanya, namun kini semakin
berkembang digunakan untuk menangkap keong, Lobster dan perikanan lainnya tergantung kondisi wilayah tangkapan nelayan