Sikap itu dilakukan sebagai bentuk aksi warga atas proyek yang dibiayai oleh negara itu. Proyek tersebut merupakan Bantuan Provinsi (Bansos) Jawa Barat yang menghabiskan anggaran sekitar satu milyar rupiah. Dul Karim, mantan Lurah Polisi Desa Sukaslamet, yang juga aktif jaga malam merasa kecewa atas semua yang di janjikan.
"Saya kesal atas janji mereka yang selalu meleset, kami ini hanya rakyat kecil, kita juga di sini butuh makan, kalau dijanjiin begini terus kita bisa rugi, mana kasbon di warung sudah menumpuk," kata Dul karim dengan kesal, Senin (23/12/13).
Menurut warga lain, Hartono, seorang Tokoh Pemuda yang mewakili Karang Taruna pun angkat bicara,
"Pihak pemborong pun masih punya "perkara" dengan Kami (Karang Taruna), sebab solar yang selama ini kami pasok pun belum dibayar semuanya. Sebenarnya sedikit pun kami tak tak ada niatan untuk bertindak arogan, ini kesepakatan antara kami dan wakil pihak pemborong, bahwa nanti kalau pembayaran belum beres, mereka (pemborong) bersedia meletakan eskavator sebagai jaminan."
"Jangan kan untuk ada penyelesaian, untuk komunikasi pun kami susah. Sudah beberapa hari ini pihak pemborong tidak bisa dihubungi, rencana nya kalau sampai senin depan masih tidak bisa dihubungi, kami akan lapor Polisi untuk mencari solusi."lanjutnya Warto
Sementara menurut Pemerintah Desa Raksa Bumi Desa Tanjungkerta, ketika di konfirmasi via telepon selularnya memberikan keterangan.
"Proyek ini berasal dari Bansos Provinsi yang nilainya mencapai satu milyar, Pemborongnya adalah Haji Yudi, dan disubkan ke Pak Dali orang daerah Bongas," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak pemborong atau pengusaha terkait.
[cplk//red)].