Di tengah-tengah maraknya pembicaraan soal kecelakaan transportasi, khususnya kecelakaan kereta listrik komuter di Bintaro, Jakarta Selatan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyoroti soal besaran uang santunan korban.
Menurut mereka, duit santunan sebesar Rp 85 juta buat korban meninggal dalam insiden itu sangat tidak masuk akal dan seperti menyepelekan nyawa manusia.
"Benar sudah diberi santunan. Yang meninggal dunia meninggal dari Jasa Raharja Rp 25 juta ditambah Rp 60 juta dari Jasa Raharja Putra. Tapi ini masih terlalu kecil," kata Tulus dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
Menurut Tulus, dengan hanya memberikan santunan Rp 85 juta buat korban tewas dalam insiden kecelakaan kereta, memperlihatkan pemerintah meremehkan nyawa warganya. Dia membandingkan dengan Malaysia. Dia mengatakan, pemerintah negeri jiran itu memberikan ganti rugi sebesar Rp 1,3 miliar buat setiap warganya yang tewas dalam kecelakaan.
"Jadi mestinya ini menjadi pelajaran untuk pemerintah supaya paling tidak memberikan santunan yang layak untuk korban," ujar Tulus.(Har/Mdk)