MEDIA ONLINE JAWA BARAT

LANI TV ONLINE

Petani tebu akan mati penghasilan di tahun 2015

On 3:39:00 PM with No comments

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menilai tahun 2015 akan menjadi tahun kematian bagi petani tebu Indonesia. Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro memaparkan, derasnya impor gula rafinasi yang masuk ke Indonesia, semakin tak terbendung.

Ismed mengatakan, seharusnya gula rafinasi hanya dipasok untuk industri makanan dan minuman, namun gula rafinasi kini telah masuk ke pasar konsumen. "Ini kan sudah ada aturannya, tapi ini dilanggar dan tidak ada hukuman bagi pelanggaran tersebut," kata Ismed di Kantor Pusat RNI, Jakarta, Senin (23/12).
Ismed memaparkan, kebutuhan gula rafinasi impor untuk industri makanan dan minuman di Tanah Air adalah sebanyak tiga juta ton per tahun. Sayangnya, kuota impor tersebut sering kali bocor hingga gula rafinasi sampai ke konsumen rumah tangga.
"Kebutuhan impor gula rafinasi 3 juta ton per tahun, tapi kan ada sebagian yang colong-colong juga. Dia bawa 10 juta, deal-dealan belakangan. Sedangkan produksi gula nasional kita hanya 2,5 juta ton per tahun," papar Ismed.
Bocornya gula rafinasi tersebut membuat harga gula nasional tidak bisa bersaing dengan harga gula impor. Harga lelang gula rafinasi diketahui di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram, dengan harga jual ke konsumen bisa Rp 5.000 per kilogram.
Sedangkan harga lelang gula tebu petani nasional mencapai kisaran Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kilogram dengan harga jual ke konsumen mencapai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram.
"Gimana bisa bersaing dengan gula dari Vietnam dan Thailand nanti. Kuota gula rafinasi kayak gak terbatas, bisa sampai rumah tangga. Padahal harusnya buat industri makanan minuman," ungkap Ismed.
Ismed pesimis Indonesia akan mencapai swasembada pangan, khususnya gula, apabila pemerintah tidak memiliki perlindungan terhadap petani lokal. "Berbagai regulasi jadi nothing ketika tidak ada pencegahan itu beredar. Perlindungan terhadap industri gula sangat minimal bahkan tak ada, omong kosong mau swasembada atau kedaulatan gula," tegas Ismed.
Indonesia, lanjut Ismed, sudah diserbu gula impor dan selundupan beberapa tahun belakangan ini, dan diproyeksi masih akan terus berlanjut apabila pemerintah masih enggan melindungi petani lokal.
"Jawa Timur dan Jawa Tengah diserbu gula rafinasi. Indonesia Timur tak hanya gula rafinasi tapi juga gula selundupan dari Australia. Paling tidak 1 Januari kita akan diserbu gula dari Vietnam dan Thailand yang harganya sangat murah. Tidak ada perlindungan terhadap petani tebu," tutup Ismed..(red)
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »