Bila kondisi ini berlangsung cukup lama, karenanya tanaman bawang merah milik petani warga Desa Srigading, Sanden, Kabupaten Bantul, terancam membusuk.
Ancaman gagal panen berpotensi menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. "Sudah tiga hari ini, lahan kami terendam banjir," kata Slamet, warga Srigading, Bantul, Senin (23/12).
Ketua Seksi Produksi Kelompok Petani (Klomtan) Soge Srigading, Suroto mengatakan, genangan air hujan mulai merendam area pertanian bawang merah sejak Jumat (20/12).
Itu menyusul hujan deras yang mengguyur sejak Kamis hingga Senin (19-23/12). "Airnya sempat surut pada Sabtu (21/12), namun Minggu dan Senin (22-23/12) hujan lagi," jela Suroto.
Suroto menyebutkan, sebanyak 50 petani petani di Desa Srigading menanam bawang merah di luar musim. Total lahan yang digarap seluas 5 hektare.
Sementara pada musim penghujan tahun-tahun sebelumnya, para petani biasanya memilih menanam padi. "Baru tahun ini menanam bawang merah saat musim penghujan. Modalnya ya hanya nekat saja," ujarnya.
Langkah nekat yang ditempuh para petani tersebut, karena sejumlah faktor. Diantaranya adalah pada musim kemarau tahun ini sedikit dari mereka yang tidak menanam bawang merah.
Menurut dia, saat musim tanam kemarin, harga benih di pasaran cukup mahal, yakni Rp 30 ribu per kilogramnya. "Harapannya, kalau saat ini berhasil keuntungan yang akan diperoleh tinggi," ujarnya.(SM/red)