Nahas dialami Edi Wasngad (50), warga Blok Sukawaru, RT 03 RW 04, Desa
Sukawera, Kecamatan Ligung. Pria yang juga anggota Satgas PDIP ini harus
meregang nyawa setelah kesetrum kabel aliran listrik tegangan tinggi
akibat mencoba membetulkan bendera parpol di halaman rumahnya, Sabtu
(8/2).
Informasi yang dihimpun Radar di lokasi, peristiwa tersebut terjadi
sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, Edi bermaksud membetulkan bendera
parpol kebanggaannya yang ketika itu terlilit ke pohon mangga miliknya.
Namun, itikadnya malah membawa malapetaka. Korban yang tengah
membetulkan dan bermaksud akan mengganti bendera berukuran besar, malah
tewas kesetrum akibat bambu bendera tanpa disengaja menyentuh kabel
aliran listrik tegangan tinggi.
Korban seketika jatuh tersungkur dari atas pohon, sehingga membuat warga
setempat mendadak heboh. Menurut tetangga korban, Sopiah (40), korban
saat terjatuh kondisinya masih bernafas. Ia bersama suaminya yakni
Ramidi dengan sigap langsung menolong korban dengan membawanya ke dalam
rumah.
Namun nahas, tidak begitu lama, korban tidak sadarkan diri dan akhirnya
dinyatakan meninggal dunia. Sebagian wajah Edi terlihat gosong seperti
layaknya orang terbakar. “Mungkin saat membetulkan bendera, bambunya
goyang akibat angin kencang. Sehingga Edi yang tidak bisa menahannya,
bambu itu malah nyangkut ke kabel aliran listrik. Saya bersama suami
kaget mendengar suara gubrak, pas liat Edi sudah terjatuh. Saat itu,
kondisi angin memang cukup kencang,” terangnya.
Sopiah mengatakan, ia bersama suaminya memang mendengar suara keras tiga
kali. Suara itu mirip seperti bambu yang sedang dibakar. Mungkin yang
didengar sejumlah tentangganya itu diyakini adalah suara bambu yang
dipegang oleh Edi menyentuh kabel listrik. Terlebih, kondisi bambu
tersebut basah akibat malamnya diguyur hujan.
“Suara bletok itu terdengar tiga kali. Mungkin suara bambu berukuran
sekitar 3 meter yang tersangkut aliran listrik itu. Kami tetangga
mengaku prihatin dengan adanya musibah ini,” tuturnya.
Sementara itu, istri korban Askinah (45), histeris melihat musibah yang
dialami suaminya. Tidak ada tanda-tanda aneh sebelum suaminya pergi
meninggalkannya untuk selama-lamanya. Askinah sejatinya sudah
mengingatkan kepada Edi untuk menunda aktivitasnya itu.
Pemasangan bendera parpol itu memang dilakukan suaminya sejak Kamis
(6/2), dua hari sebelumnya. Sebelum musibah itu, korban memang bermaksud
untuk membetulkan dan akan mengganti bendera berlambang moncong putih
itu berukuran besar.
“Padahal, saya sudah meminta kepada bapak agar jangan dulu karena
pohonnya licin akibat diguyur hujan. Tapi malah memaksa tetap naik. Saat
kejadian, saya sedang memasak nasi di dapur dan tiba-tiba kaget
terdengar suara keras, malah kondisi bapak (Edi, red) sudah
digotong-gotong orang,” katanya sembari menangis.
Kapolsek Ligung, AKP Rasja membenarkan musibah tersebut. Berdasarkan
saksi dan pihaknya ke lokasi kejadian, itu murni kecelakaan akibat
korban kestrum. Korban langsung dikebumikan siang hari di TPA setempat.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada kepada kabel-kabel
listrik yang bertegangan tinggi. Apalagi kondisi saat ini tengah
memasuki musim penghujan. Warga diimbau untuk menghindari beberapa kabel
dan hindari aktivitas di bawah tiang listrik,” pesannya. (ono)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)