Bulan lalu sejumlah pakar merilis sebuah studi yang
memperingatkan bahwa satu dari empat
spesies hiu dan pari kini terancam
punah. Dalam laporan tersebut yang diterbitkan oleh jurnal eLife pada tanggal 21 Januari 2014 silam, merupakan kolaborasi 300 pakar dari 64 negara di dunia.Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa pengambilan berlebihan merupakan ancaman terbesar bagi sebagian besar spesies hiu dan pari, tak kurang dari 73 juta hiu dibunuh setiap tahu untuk diambil siripnya. Nilai total bisnis ini sendiri mencapai 400 hingga 550 juta dollar AS per tahun.
Ancaman utama bagi beberapa spesies, terutama adalah ‘finning‘ -atau pemotongan sirip ikan hiu dan mengembalikan bagian tubuh yang tidak dibutuhkan kembali ke laut- sebagai ancaman utama bagi spesies-spesies hiu, sawfish dan wedgefish. Praktek pemotongan sirip ini disebabkan oleh tingginya permintaan sirip hiu di Cina sebagai bahan utama dalam sup.
“Sirip, secara khusus, adalah salah satu komoditas makanan laut yang paling berharga,” jelas penelitian ini,”Diperkirakan sirip dari sekitar 26 hingga 73 juta individu, yang bernilai 400 hingga 500 juta dollar AS diperjualbelikan setiap tahun.”
Ukuran tubuh yang besar dan habitat yang dangkal menjadi salah satu faktor utama keterancaman spesies-spesies ini. “Kemungkinan spesies ini terancam meningkat sekitar 1,2% setiap ukurannya bertambah 10 cm dari ukuran tubuh maksimum, dan menurun sekitar 10,3% jika setiap individu menyelam 50 meter lebih dalam dari batas kedalaman minimum untuk setiap spesies.”
Indonesia, adalah salah satu negara sumber yang menjadi pusat perburuan ikan hiu dan pari. Sejumlah lokasi perburuan dan perdagangan utama, seperti di pantai Selatan Jawa, Muara Angke Jakarta, Tanjung Luar Lombok, Pulau Sipadan di perbatasan Kalimantan bagian utara dan beberapa wilayah lainnya.
Inilah sejumlah foto yang berhasil diambil dan diterbitkan sebagai bagian dari penelitian yang dirilis tersebut. Fakta mengerikan, dari sektor perikanan di Indonesia yang masih jauh dari berkelanjutan.