Wakil Gubernur Jawa
Barat, Deddy Mizwar mengimbau pemerintah daerah menertibkan pedagang
kaki lima (PKL) dengan cara yang baik dan tidak represif, serta
menghentikan pungutan liar terhadap mereka.
"Harus ada antisipasi pelanggaran di lapangan seperti pungutan liar.
Aparat terkait harus lebih memperhatikan tidak ada tindakan represif
dan pungutan liar terhadap PKL," kata Deddy Mizwar saat menghadiri
peluncuran program pengembangan model PKL di Kota Bogor, Jawa Barat,
Rabu.
Deddy menyebutkan, penertiban PKL harus dilakukan dengan cara yang
baik oleh aparat pemerintah daerah dengan tujuan penataan agar tidak
menjadi wajah suram sebuah kota.
"PKL juga harus ditertibkan, dan ditata agar bukan menjadi
permasalahan melainkan solusi bagi perekonomian masyarakat kecil,"
ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Deddy perlu sinergintas antara pemerintah terkait dalam penataan PKL.
Ia mengharapkan pemerintah daerah se-Jawa Barat dapat melakukan
penataan PKL secara terpadu seperti yang dilakukan pemerintah Kota Bogor
yang terpilih menjadi model percontohan pengembangan PKL.
"Karena bila PKL ditata dan ditertibkan ini akan seperti di Eropa, justru menjadi daya tarik pariwisata," katanya.
Deddy menambahkan, kemitraan yang terjalin antara Kementerian
Koperasi dan UKM dengan pemerintah daerah dalam menata dan menertibkan
PKL serta dukungan semua pihak, sampai pada sasaran yakni menjadikan PKL
lebih berkualitas.
"Oleh karena itu pemerintah daerah harus mengawasi dan
mengantisipasi pelanggaran yang dilakukan aparatnya dalam menata dan
menertibkan PKL, jangan represif dan melakukan pungutan liar," katanya.
Kota Bogor terpilih sebagai pusat kuliner dan model percontohan
pengembangan PKL oleh Kementerian Koperasi dan UKM karena dinilai
memiliki iklim yang kondusif dalam pengembangan sektor itu.(ant)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)