JAKARTA -
Pemilik ojek kapal dan nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan,
Jakarta Utara, mengeluhkan bangkai kapal Baracuda Jaya III milik Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan
Pangkalan Pendaratan Ikan (PKPP dan PPI).
"Bangkai kapal itu
bikin susah. Tempat kapal bersandar jadi semakin sempit," ujar Ibrahim,
seorang pemilik ojek kapal Kepulauan Seribu, saat ditemui di Pelabuhan
Muara Angke, Rabu (4/6/2014).
Selain pemilik ojek kapal, nelayan
di Muara Angke, juga mengeluhkan hal serupa. Menurut Heru, nelayan yang
biasa mencari ikan di sana, bangkai kapal yang tenggelam dan
menyulitkan kapal-kapal lain. Dia berharap agar bangkai kapal itu cepat
diangkat oleh UPT PKPP dan PPI sebagai pemilik kapal.
pantauan yang dilansir harian Kompas,
bangkai kapal menempati posisi paling strategis di pinggir pelabuhan.
Beberapa kapal nelayan dan ojek kapal, terpaksa harus bersandar beberapa
meter dari dinding dermaga.
Seorang nelayan bahkan menaruh dua
buah balok kayu sebagai jembatan penghubung menuju dermaga. Jika
dilihat, sebagian besar badan bangkai kapal Baracuda Jaya III tersebut
sudah tenggelam. Tumpukan sampah plastik dan potongan-potongan kayu
bekas memenuhi bagian atas kapal.
Ibrahim beserta pemilik ojek
kapal dan nelayan lainnya, mengaku telah berbicara kepada UPT PKPP dan
PPI untuk segera mengangkat bangkai kapal. Bahkan, menurut Ibrahim,
mereka telah 4 kali mengajukan permintaan.
"Sudah lama sekali bangkai itu dibiarkan tenggelam, sudah hampir 2 tahun," kata Ibrahim.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)