INDRAMAYU,.- Penyiksaan TKI oleh majikan seolah menjadi kisah
yang tidak pernah berakhir di negeri ini. Najibah (25), warga Blok
Madrasah, RW 2, Desa Linggajati, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu,
harus menjadi bagian dari kisah memilukan tersebut.
Bekerja selama tujuh bulan di Abu Dhabi, Najibah kembali ke rumah
keluarganya membawa luka dalam yang serius. Luka itu harus dia tanggung,
karena mengalami penyiksaan secara fisik oleh majikan di tempatnya
bekerja.
Saat ini, perempuan tersebut tergolek lemah tak berdaya di RSUD
Indramayu. Saat dijenguk pada Jumat (13/6/2014), kondisi tubuhnya tampak
mengkhawatirkan.
Tubuhnya kurus kering, perutnya membuncit, kakinya membengkak, dan
terlihat beberapa bekas luka di wajah maupun badan akibat penyiksaan.
Ibu Najibah, Darmi (60), kemudian memperlihatkan hasil ronsen yang menunjukkan bagian-bagian tulang rusuknya yang patah.
"Dia diinjak-injak oleh majikannya. Tangan, kaki, dan jemarinya
diinjak-injak. Giginya lepas dua. Rusuknya jadi patah, karena diinjak.
Mukanya juga sempat disetrika sama majikannya," katanya.
Penderitaan yang dialami Najibah tidak hanya berhenti sampai di situ
saja. Darmi menuturkan, selama tujuh bulan bekerja di Saudi Arabia,
hanya satu bulan upah yang dibayarkan. Sementara sisanya tidak
dibayarkan sama sekali.
"Saya menginginkan adanya tanggungjawab. Anak saya sudah mengalami
penderitaan yang demikian hebat. Kami menginginkan adanya ganti rugi,"
katanya.
Darmi mengatakan, selama sebulan lima hari, Najibah sempat dirawat di
sebuah rumah sakit di Jakarta. Akan tetapi, karena ingin pulang, dia
kemudian dibawa ke Indramayu.
Dokternya pun bersedia melepasnya agar bisa pulang ke Indramayu.
Namun demikian, dua minggu setelah berada di rumah, kondisi Najibah
kembali memburuk. Dia akhirnya dibawa ke RSUD Indramayu, Kamis
(12/6/2014) kemarin.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Kerja, Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indramayu, Adi Satria mengatakan,
pihaknya baru mengetahui kasus yang dialami Najibah setelah camat
melapor ke pihaknya. Itu berarti, beberapa bulan setelah Najibah datang
ke Indonesia, dan dirawat di Jakarta.
"Saat itu, camat melapor agar Najibah bisa dibawa ke RSUD karena
mengalami penyakit. Pihak camat kemudian baru menginformasikan kejadian
yang menimpa Najibah selama di Arab Saudi kepada kami," katanya.
Dia mengatakan, Najibah bisa dibawa pulang ke Indonesia setelah
dibantu oleh perusahaan penyalur TKI yang menjadi agen Najibah ke Arab
Saudi, dan pihak BNP2TKI. Menurutnya, penanganan kesehatan selama di
jakarta juga ditanggung oleh kedua institusi tersebut.
"Dua bulan dirawat di rumah sakit, dia kemudian dibawa ke Indramayu
karena ingin pulang. Setelah dua minggu di Indramayu, mungkin karena
kurang terurus, sakitnya kambuh lagi. Camat kemudian koordinasi dengan
kami," katanya.
Dia menyebutkan, dalam perawatan di RSUD Indramayu, Pemda akan turut
membiayai perawatannya. Menurut dia, perawatan Najibah juga turut
didanai melalui program kartu sehat dari Dinas Kesehatan Indramayu.
Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Indramayu, menurut penuturan Darmi,
Najibah saat ini sedang menunggu waktu operasi tulang rusuknya yang
retak. "Belum tahu kapan operasinya, masih nunggu informasi dari
dokter," kata Darmi.(PRLM)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)