Sebelum terdampar keduanya berangkat dari pelabuhan Ikan Lampulo, Banda Aceh. Kamis (12/12) kemarin, kedua nelayan tradisional tersebut dibawa pulang ke Aceh dari Tanjung Balai, Kepulauan Riau, setelah sebelumnya dititipkan di sana oleh kapal tersbut.
Peristiwa itu berawal pada Rabu (11/12) ketika kapal tanker melintas sekitar 100 mil dari lepas pantai Pulau Sabang. Kedua nelayan yang kapal kayunya sudah terombang ambing karena mogok tersebut melambaikan tangan minta bantuan.
Kemudian keduanya langsung diambil kapal asing itu dan dibawa ke Tanjung Balai. Di Tangjung Balai mereka disambut oleh petugas setempat. Baru kemudian dihubungkan ke Aceh dan Kamis (12/12) diberangkatkan ke kampung halamannya.
Mantan Sekjen Panglima Laut Aceh Adli Abdullah, kepada Media Indonesia, mengatakan, nelayan asal Aceh sering terdampar di Perairan Hindia akibat terhempas badai atau kerusakan mesin kapal.
"Mereka hanya menggunakan perahu kayu ukuran kecil dan alat tangkap sederhana. Tujuannya untuk nafkah kebutuhan keluarga" tutur Adli. (Har/Mto)