Pengamanan Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2014 diprediksi
lebih riskan dibandingkan pemilihan presiden (pilres). Sebab, pontesi
terjadinya konflik sangat terbuka.
“Untuk pilres calonnya hanya presiden, sedangkan pileg calonnya lebih
banyak, sehingga
pengamanan harus diperketat,” ujar Kapolda Jawa Barat,
Irjen Pol Drs Mochamad Iriawan SH MM MH kepada sejumlah wartawan, usai
meresmikan gedung baru Polres Cirebon Kabupaten, Kamis (13/2).
Dia mengaku, sudah memberikan arahan kepada jajaran kepolisian untuk pengamanan Pemilu 2014 yang akan dihelat 9 April mendatang.
“Kita sudah intruksikan agar semua jajaran kepolisian mengikuti
tahapan–tahapan pemilu. Nanti, kita akan lakukan pelatihan pra operasi
Mantabrata 2014 di setiap tahapan,” terangnya.
Tahapan tersebut diungkapkannya seperti, pengamanan dalam
pendistribusian logistik, kampanye, masa tenang, pemungutan suara,
rekapitulasi sampai pelantikan. “Kita akan latihkan semua anggota agar
anggota tahu bagaimana menangani kerawanan dan cara bertindaknya seperti
apa. Jadi kita siap untuk mengamankan pemilu 2014 di Jawa Barat,”
terangnya.
Rencananya, kata kapolda, pihaknya akan menurunkan dua pertiga dari
kekuatan saat pemungutan suara, atau sekitar 22.400 personel. Tapi di
tahapan tertentu, bisa jadi hanya sepertiga, dan seperenam yang
diterjunkan. “Artinya kalau dikalkulasikan jumlah total yang akan
diterjunkan sekitar 28 ribu lebih personel,” ucapnya.
Menurutnya, di Kabupaten Cirebon sendiri tidak ada titik rawan dalam
proses Pemilu 2014. “Semuanya untuk wilayah Jawa Barat hampir kondusif,
karena kami juga belum menemukan beberapa titik rawan,” tuturnya.//(rcc)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)