SUMBER– Perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Jati was-was dengan
kemungkinan terjadinya penurunan debit air di musim kemarau. Direktur
Utama PDAM Tirta Jati, Suharyadi SE mengatakan, PDAM sudah melakukan
antisipasi kekeringan. Saat ini, PDAM mempunyai tiga sumber mata air
yakni air tanah, air permukaan dan sungai.
“Tiga sumber mata air itu diolah oleh empat WTP (water treatment plant)
di Desa Babadan Kecamatan Gunung Jati, ETP Kumpul Kwista Kecamatan
Kapetakan, WTP Tawang Sari Kecamatan Losari dan WTP Ciwaringin, ditambah
dengan adanya sumur dalam,” ujar Suharyadi, kepada Radar, saat ditemui
di ruang kerjanya, Selasa (17/6).
Selain itu, kata Suharyadi, sebelum terjadi kekeringan, pihaknya sudah
memantau di lapangan untuk melihat ketersediaan debit air. Dari hasil
pantauan, diketahui debit air masih mencukupi kebutuhan distribusi ke
pelanggan.
“Tapi untuk musim kemarau memang masih ada daerah rawan dan masih
kesulitan air bersih. Daerah rawan ini tersebar di wilayah barat,
tengah, utara dan timur Cirebon. Tetapi yang paling mengkhawatirkan
adalah Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, dan Gunung Jati,” ucapnya.
Dirinya berharap, sistem penyediaan air minum (SPAM) di Desa Babadan
yang dioperasikan sejak Januari, dapat menanggulangi kekeringan di
Kecamatan Gunung Jati dan sekitarnya. Untuk wilayah timur sendiri,
ancaman kesulitan air bersih tidak terlalu mengkhawatirkan.
Sebab debit air di wilayah timur tergolong aman dan pelanggannya
sedikit. Untuk wilayah barat relatif aman karena mendapat pasokan air
dari pegunungan.
“Kami sudah melakukan survei dan berbagai penyuluhan ke desa dan
kecamatan agar proses percepatan sambungan pipa PDAM di Kabupaten
Cirebon yang baru segera direalisasikan,” paparnya. (sam/rcc)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)